Di masa lalu ketika orang merasa teraniaya atau diperlakukan tidak adil, biasanya jalan yang ditempuh adalah melalui hukum yang berlaku atau membalas dendam secara fisik. Tetapi bagaimana jika mereka segan berurusan dengan hukum namun tidak berani secara fisik? Dalam banyak kasus mereka kemudian berpaling kepada kekuatan roh-roh jahat yang dipercaya bisa membalaskan sakit hati mereka yang biasa disebut dengan ‘Ilmu Santet’.
Dan tahukah Anda bahwa ternyata budaya santet ini tidak hanya ada di Indonesia? Peradaban yang berbeda-beda di berbagai belahan dunia beserta agama atau kepercayaan masing-masing ternyata juga mengembangkan ide-ide yang mirip dengan santet meskipun tentu saja berbeda tekniknya. Apa saja budaya lain yang sekejam santet ini? Berikut daftarnya versi mbakbro.com :
1. Bone Pointing, Australia
Budaya tenung ini berkembang di kalangan penduduk asli Australia, Aborigin. Ritual dilakukan dengan maksud mendatangkan penyakit atau bahkan kematian bagi orang yang menjadi sasaran. Sedangkan alat yang digunakan adalah sebuah tulang rusuk hewan yang telah dibacakan mantra. Tulang tersebut kemudian diarahkan ke arah korban berada sambil secara terus menerus membacakan kutukan. Dengan cara ini korban diharapkan akan tewas dalam waktu kurang dari satu bulan.
Lihat juga
- Artikel Tokoh Daftar 5 Tokoh Terkenal Yang Sejatinya Tidak Pernah Ada
- Artikel Shock Kerugian Akibat Macet di Jakarta Capai Rp 65 Triliun per Tahun
- Artikel Kesehatan dan Tips Atasi Tumit Pecah-pecah dengan Cuka
Meskipun ritual ini jarang dilakukan lagi di jaman sekarang seperti juga santet, namun kasus terakhir yang tercatat adalah tenung yang ditujukan kepada Perdana Menteri Australia John Howard pada tahun 2004. Namun rupanya upaya suku Aborigin tersebut tidak berhasil karena hingga kini sasaran masih hidup.
2. Roman Curse Tablets, bangsa Romawi
Pada masa kekuasaan Romawi, rupanya cukup mudah untuk menyantet seseorang. Yang dibutuhkan cuma selembar kulit binatang dan alat untuk mengukir. Jika kedua bahan tersebut telah didapatkan tinggal memikirkan kutukan apa yang akan diukir pada lembaran kulit tersebut. Setelah kata-kata kutukan telah terukir, kulit binatang tersebut kemudian ditaruh di tempat di mana dewa-dewa tinggal seperti di kuil-kuil agar cepat dikabulkan.
Baru-baru ini ketika dilakukan penggalian di reruntuhan kuil déwi Minerva di daerah Bath, Inggris, ditemukan sebanyak 130 tablet dari kulit binatang tertanam di sekitarnya. Pada tablet-tablet tersebut terukir bermacam-macam kutukan yang tidak hanya ditujukan kepada perorangan namun juga pada suku tertentu.
3. Ushi No Koku Mairi, Jepang
Nama ilmu santet ini artinya ‘kunjungan ke kuil pada waktu dini hari’. Dan seperti namanya, ritual santet harus dilakukan antara jam 1 hingga 3 malam. Tetapi sebelum melakukan ritual, pelaku santet harus mengambil bagian tubuh dari sasaran, bisa berupa sehelai rambut atau setetes noda darah.
Benda tersebut kemudian diikatkan pada boneka jerami kecil lalu dibawa ke kuil Shinto terdekat untuk dipaku pada pohon yang dianggap keramat di sana. Hanya saja, pelaku santet harus berhati-hati ketika melaksanakan ritual ini karena jika ketahuan oleh orang lain, maka kutukan tersebut dipercaya akan berbalik menimpa dirinya sendiri.
4. Nidstang, bangsa Viking
Ilmu santet ini meskipun sekarang sudah sangat jarang dilakukan tetapi telah lama menjadi sarana dari bangsa Viking untuk membalas dendam. Sarana yang dibutuhkan untuk melakukan ritual santet ini adalah kepala kuda dan sebuah tiang sepanjang kira-kira 3 meter.
Ritual Nidstang ini dilakukan dengan cara memantrai terlebih dahulu kepala kuda yang telah dipotong tersebut kemudian ditancapkan pada tiang kayu dan diarahkan pada rumah sasaran. Setelah itu dilakukan upacara pemanggilan dewi kematian, Hela, yang kemudian diminta untuk memerintahkan roh-roh tersesat yang berada dalam kekuasaannya untuk melakukan balas dendam.
5. Voodoo, Afrika
Ilmu santet yang ini mungkin sudah akrab di telinga kita berkat banyaknya film-film horror yang mengisahkannya. Kata Voodoo berasal dari Vodun, sebuah kepercayaan kuno yang telah ada sejak ribuan tahun yang lalu di Afrika. Meskipun demikian, ritual Voodoo seperti yang kita bisa lihat sekarang dipercaya berasal dari Haiti ketika kolonisasi bangsa Eropa di Afrika dimulai.
Kepercayaan ini sangat berakar kuat pada hal-hal magis dan supranatural, karena fungsi utamanya sebenarnya adalah melindungi diri dari berbagai kekuatan gaib. Tetapi ibarat pepatah, siapa yang bisa membuat penawar racun bisa pula membuat racunnya, sehingga para dukun Voodoo juga bisa menggunakan kekuatannya untuk mengguna-gunai seseorang. Ritual Voodoo dilaksanakan dengan melakukan tarian-tarian sakral sambil membaca mantra sebelum menusuk boneka kayu dengan sebuah paku.
Sumber
0 komentar
Posting Komentar