Jumat, 02 Oktober 2015

Kerugian Akibat Macet di Jakarta Capai Rp 65 Triliun per Tahun

Ilustrasi kemacetan di Jakarta. (Ist)
Ilustrasi kemacetan di Jakarta. (Ist)

Indonesia Traffic Watch (ITW) menilai paket kebijakan ekonomi yang diluncurkan Presiden Jokowi, pada Rabu (9/11) lalu, kurang menyentuh permasalahan lalu lintas dan angkutan jalan, baik udara dan laut. Padahal lalu lintas dan angkutan atau transportasi umum adalah merupakan cermin dari keseriusan pemerintah membangun perekonomian untuk mewujudkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Dikhawatirkan proses implementasi paket kebijkan ekonomi tersebut akan mendapat kendala sehingga kurang efektif.

“Paket kebijakan ekonomi yang dicanangkan Jokowi akan lebih efektif jika didukung sarana lalu lintas dan angkutan yang baik,” kata Ketua Presidium ITW, Edison Siahaan, Jumat (11/9). Sebab, lanjutnya, lalu lintas dan angkutan memiliki peran penting untuk meningkatkan perekonomian dan aktivitas serta kreatifitas masyarakat.

Menurutnya, paket kebijakan ekonomi pemerintahan Jokowi hanya menyentuh beberapa hal penting saja diantaranya  birokrasi yang ramping, rumah murah untuk rakyat, subsidi kredit UMKM, kemudahan mendapatkan visa dan kemudahan menyimpan dolar di dalam negeri dengan pengetatan pengeluaran dolar dari dalam negeri, serta mempercepat pembangunan infrastruktur dengan padat karya.

Edison menjelaskan, pemerintah harusnya memaknai bahwa lalu lintas dan angkutan jalan baik udara maupun laut yang memberikan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran (Kamseltibcar) sebagai penggerak utama untuk meningkatkan perekonomian.

Lihat juga


Edison mencontohkan, untuk dapat hidup tumbuh dan berkembang diperlukan produktifitas. Untuk meningkatkan hasil produktifitas harus melakukan aktifitas yang  hampir semua aktifitas menggunakan lalu lintas, baik darat , laut maupun udara.

“Sebaiknya, setiap kebijakan untuk meningkatkan ekonomi, harusnya diawali dari penyiapan sarana prasarana lalu lintas dan angkutan,” ujar Edison.

Dikatakan, permasalahan riil lalu lintas saat ini adalah kemacetan di sejumlah kota-kota besar di Indonesia khususnya Jakarta.

Sayangnya, masalah kemacetan seperti terbiarkan hingga menjadi komsumsi masyarakat sehari-hari. Padahal, kemacetan selain menimbulkan stroke juga  pemborosan, kontra produktif dan banyak potensi masalah sosial lainnya, seperti gangguan psikologis masyarakat yang semuanya potensi mematikan produktifitas.

Bahkan ITW mendapat data kerugian dari sisi ekonomis akibat kemacetan di ibukota Jakarta mencapai Rp 65 triliun per tahun. Kerugian itu terjadi akibat  pemborosan penggunaan BBM.

Untuk itu, ITW berharap, kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah seharusnya berorientasi pada upaya menyehatkan lalu lintas yang merupakan urat nadi kehidupan. Karena saat ini kemacetan telah membuat urat nadi tersumbat, aliran darah tidak lancar sehingga memicu terjadinya stroke.

Sumber

0 komentar

Posting Komentar