Kamis, 29 Oktober 2015

4 Orang Penting Era Soeharto Yang Kini Terpinggirkan

Soeharto penguasa rezim Orde Baru dikelilingi oleh orang- orang kepercayaanya. Namun orang-orang yang disebut sebagai anak emas Soharto itu, justru tersingkir dan belakangan dituding menjungkalkan Seoharto dari kursi kekuasaanya sebagai Presiden Indonesia.

Keinginan dan ambisi untuk membelot pada bapaknya sendiri, seakan terlihat jelas di wajah mereka. Siapa sajakah mereka, orang-orang yang pernah dekat dan selalu mendapatkan keistimewaan dari sosok Soeharto? Berikut ini ulasan selengkapnya.

1. Prabowo Subianto

Prabowo Subianto bukan hanya anak emas, tapi juga pernah menjadi menantu kesayangan Soeharto. Bersamaan dengan turunnya Soeharto, karir militer Prabowo juga berakhir. Ia diberhentikan dari dinas militer. Tak hanya itu, ia juga bercerai dari istrinya Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto dan hengkang dari Keluarga Cendana.

Prabowo Subianti di Masa MUda
Prabowo Subianto di Masa Muda [image source]

Lihat juga

Prabowo Subianto memang mencapai karir militer yang melejit karena kedekatannya dengan Soeharto. Tapi di kemudian hari, Prabowo terlihat aktif mendukung gerakan reformasi menjelang kejatuhan rezim Orde Baru. Ia menemui Gus Dur, Amien Rais, Adnan Buyung Nasution dan sejumlah tokoh yang mendukung reformasi. Hal itulah yang diduga menjadi alasan kuat kenapa ia bisa tersingkir dari samping Soeharto.

2. Ginanjar Kartasasmita

Ginanjar adalah salah satu menteri kesayangan Pak Harto. Tapi di akhir hayatnya, Soeharto justru tak ingin bertatap muka dengan Ginanjar. Pasalnya, Ginanjar bersama dengan Akbar Tanjung adalah orang di balik sejumlah menteri yang mengundurkan diri dan menolak ikut serta dalam kabinet baru yang dibentuk Soeharto.

Ginanjar
Ginanjar [image source]

Habibie akhirnya dikirim untuk membujuk Ginanjar dan Akbar Tanjung. Akan tetapi, kedatangan Habibie justru diduga sabagai upaya mendapatkan dukungan dari Ginanjar dan tokoh-tokoh lainnya, agar Habibie bisa menjadi presiden jika Soeharto memutuskan untuk berhenti.

3. BJ. Habibie

Saat Seoharto sakit, Habibie ingin menjenguk orang yang pernah mengistimewakannya tersebut. Tapi Soeharto yang saat itu terbaring lemah, menolak kunjungannya. Kenapa begitu? Apakah menurut Soeharto Habibie adalah salah satu orang yang mengkhianatinya? Habibie bukanlah orang yang sembarangan, selama 20 tahun lebih ia mendampingi Soeharto mulai dari menjabat sebagai menteri tahun 1978, hingga menjabat wakil presiden.

Habibie
Habibie [image source]

Saat peritiwa Mei 1998, ketika Soeharto diguncang dari kursi kekuasaanya dan berujung pada pengunduran dirinya sebagai presiden, Soeharto mengajak Habibie untuk ikut mengundurkan diri, tapi Habibie menolaknya. Mendengar penolakan Habibie, Soeharto hanya bisa terdiam dan sejak saat itu menolak bertegur sapa dengan presiden yang menggantikannya tersebut.  Bahkan saat sakit Soeharto juga menolak kunjungan Habibie yang mengaku sakit hati diperlakukan seperti itu oleh Seoharto.

4. Harmoko

Harmoko bisa dibilang orang terdekat dan paling setia pada Soeharto. Harmoko menjadi orang kepercayaan Soeharto dan menduduki jabatan-jabatan penting di pemerintahan. Tercatat tiga kali ia menjabat sebagai menteri penerangan di Kabinet Pembangunan. Yaitu Kabinet Pembangunan IV (1983-1998), Kabinet Pembangunan V (1998-1993) dan Kabinet Pembangunan VI (1993-1997).

Harmoko
Harmoko [image source]

Kedekatannya dengan Soeharto membuatnya mendapatkan julukan “anak emas” penguasa rezim Orde Baru. Harmokolah orang yang antusias agar Soeharto menjabat kembali sebagai Presiden Indonesia peride 1998-2003. Dengan Bantuan Harmoko, sidang MPR dapat dikendalikan dan Soeharto didaulat untuk meneruskan jabatannya sampai tahun 2003. Suara rakyat ternyata berbeda, hanya dalam hitungan bulan demonstrasi besar-besaran menduduki gedung MPR dan menuntut agar Soeharto turun dari jabatannya.

Lalu kemana Harmoko saat itu? Secara tak terduga ia malah mengeluarkan pernyataan pada pers meminta Soeharto mengundurkan diri, “Pimpinan Dewan baik ketua maupun wakil-wakil Ketua mengharapkan demi persatuan dan kesatuan bangsa, agar Presiden secara arif dan bijaksana sebaiknya mengundurkan diri,” kata Harmoko saat itu. Pernyataan tersebut diduga karena rasa takut Harmoko pada ancaman massa, karena rumahnya di solo sudah ludes duluan di bakar massa. Demi melindungi dirinya ia memilih untuk melawan Soeharto.

Itulah empat orang yang disebut-sebut sebagai anak emas Soeharto. Terlepas dari benar tidaknya hal itu, Kini ke empat orang tersebut telah menjadi orang-orang yang memiliki andil besar dalam mereformasi negeri ini.

Sumber

0 komentar

Posting Komentar