Algojo. Sebuah kata yang menjadi momok bagi para narapidana yang sedang menunggu hukuman mati. Meskipun mencabut nyawa telah menjadi pekerjaan sehari-hari mereka tetapi bagaimanapun juga pekerjaan ini bukanlah hal yang mudah karena mereka tetap manusia yang mempunyai hati nurani. Terkadang bayang-bayang narapidana yang tengah sekarat di depan mata masih menghantui mereka hingga akhir hayat.
Tetapi mendapatkan kisah hidup para algojo tidaklah mudah karena meskipun biasanya sebuah hukuman mati menjadi headline berita sehingga orang-orang yang berurusan dengan hal tersebut biasanya juga ikut menjadi terkenal, seorang algojo tetap akan berada di luar hingar bingar berita tersebut. Lalu siapa saja algojo yang kisah hidupnya berakhir mengenaskan dan mengapa bisa begitu? Berikut daftarnya versi mbakbro.com :
1. Johann Reichhart, Jerman
Terlahir dari keluarga para algojo, Johan Reichhart tidak punya pilihan lain selain mengikuti tradisi panjang keluarganya. Sepanjang karirnya menjadi seorang algojo, Reichhart tercatat telah membunuh 3.000 orang tahanan pada masa perang dunia I dan II. Pekerjaan ini membuatnya dimusuhi banyak orang karena Reichhart bekerja untuk pasukan Nazi sehingga dia harus kabur ke luar negeri.
Setelah pihak Nazi Jerman berhasil dikalahkan tentara sekutu, Reichhart pun mendaftar menjadi algojo bagi tentara sekutu dan diterima. Tetapi setelah mengeksekusi setidaknya 20 orang petinggi Nazi, identitasnya sebagai mantan algojo Nazi terbongkar. Reichhart pun ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara. Saat itulah isterinya pergi meninggalkannya sementara anak laki-lakinya bunuh diri. Reichhart pun menghabiskan sisa hidupnya di dalam penjara hingga meninggal dunia dalam kesendirian pada tahun 1972.
2. Vasili Blokhin, Uni Soviet
Nama Vasili Blokhin hingga kini tercatat sebagai algojo yang paling banyak mengeksekusi tahanan. Berpangkat Mayor Jenderal pada angkatan bersenjata Uni Soviet di masa kekuasaan Stalin, Blokhin setidaknya telah mengeksekusi 10.000 tahanan. Uniknya, meskipun saat itu Uni Soviet tengah berperang melawan Jerman dalam perang dunia II, Blokhin lebih memilih pistol buatan Jerman untuk melakukan tugasnya karena lebih tahan lama.
Atas pengabdiannya tersebut, Stalin menganugerahinya dengan medali kehormatan dan berbagai kemewahan. Tetapi ketika Stalin meninggal dunia pada tahun 1953, penerusnya, Nikita Khruschev, menarik kembali semua medali kehormatan dan kemewahan yang didapatnya. Karena merasa dipermalukan, Blokhin akhirnya terjerumus pada alkohol, menjadi gila dan gantung diri di dalam rumahnya pada tahun 1955.
Lihat juga
- Artikel Tokoh Deretan Penguasa Tampan Ini Ternyata Orang Paling Kejam di Dunia
- Artikel Inspiratif Belajar dari Oprah Winfrey, 6 Hal yang Membuatnya Sukses
- Artikel Kesehatan Inilah Manfaat Kesehatan dari Telur Puyuh
0 komentar
Posting Komentar